Salah Diksi

Tempo hari, gue sempat membuat tulisan berjudul “Menolak Kebenaran” yaitu tulisan tentang kesalahan berbahasa di ruang publik yang menjadi kebiasan lalu dilazimkan. Kali ini gue juga akan mengambil topik yang sama tentang kesalahan berbahasa, tapi langsung pada penggunaan diksi.
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia atau KBBI, kata memiliki arti pertama yaitu unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan perasaan dan pikiran dalam berbahasa.

sedangkan diksi memiliki arti yaitu pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan sebuah gagasan.

Sering gue jumpai baik itu saat obrolan, iklan lowongan pekerjaan, naskah tulisan, dan lain sebagainya yang konten utamanya ditulis dengan bahasa Inggris, terkadang menyebut frasa “Bahasa Indonesia” dengan sebutan “Bahasa” saja. Padahal, itu merupakan kesalahan. Dalam bahasa Inggis, bahasa diartikan language sedangkan untuk frasa bahasa Indonesia diartikan Indonesian. Pun dalam bahasa Belanda — karena kebetulan gue pernah belajar bahasa Belanda — bahasa diartikan taal dan bahasa Indonesia diartikan Indonesisch. Biar gampang, gue kasih contoh kasus iklan lowongan pekerjaan dari gambar di bawah ini.

Cuplikan gambar itu gue dapat dari iklan lowongan kerja di Facebook. Dapat dilihat kan? Si pembuat lowongan kerja membuat konten persyaratan dan kriteria pelamar yang dibutuhkan dalam bahasa Inggris. Namun, ada kesalahan pemilihan diksi yaitu “Bahasa”. Si pembuat lowongan kerja bermaksud mencari calon karyawan yang memiliki kecakapan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Seharusnya, dia menulis persyaratannya itu seperti ini: Have great writing skill both in Indonesian and English.
Penggunaan kata bahasa sebagai pilihan untuk Indonesian menjadi kesalahan berulang yang dianggap biasa. Gue juga kurang tahu bagaimana awalnya orang-orang mulai menggunakan kata bahasa untuk mengartikan Indonesian. Sebab, jika Ingin menggunakan terjemahan Google sekalipun, Indonesian akan diartikan menjadi bahasa Indonesia bukan bahasa dan itu sudah terverifikasi.

Begitu pula dengan kamus, hingga saat ini gue belum pernah menemukan kamus Inggris — Indonesia atau Indonesia — Inggris yang ditulis Bahasa — English atau English — Bahasa. Yang ada tetap Indonesian — English Dictionary.

Mungkin jika teman-teman punya informasi terkait awal mula kasus ini, teman-teman pembaca bisa berbagi informasinya ke gue dengan membagikan referensinya di boks komentar.
Menguasai bahasa lebih dari satu selain bahasa ibu di era globalisasi seperti sekarang ini memang sudah menjadi sebuah keharusan. Namun, gunakanlah penggunaannya secara benar dan banyaklah belajar untuk memperbaiki kesalahan. Jangan pernah malu, minder, atau marah saat berbahasa dan melakukan kesalahan berbahasa lalu diperbaiki orang lain. Banyak belajar pula banyak mendengarkan. Bahasa seyogianya digunakan sebagai alat komunikasi dengan benar dan tepat guna, selain itu fungsi penggunaan bahasa haruslah sebagai alat edukasi dan penyampaian infomasi yang benar. Jangan berbahasa asing dengan niat ingin dianggap keren, jangan malu juga untuk selalu bertanya kepada yang memang ahli di bidangnya. Kalau memang belum mampu, kamu akan tetap terlihat keren sekalipun saat berbahasa Indonesia.

Nah, bicara soal “terlihat keren saat berbahasa Inggris”, gue punya sedikit cerita. Belum lama ini gue sempat berkenalan dengan seseorang, lalu kami sedikit membahas tentang pekerjaan.


Padahal ya, Si Masnya mengobrol pakai bahasa Indonesia sama gue pun akan tetap ganteng kok. Kalau gini kan, malah jadi bagimana ya.
Salam,
